Tuesday, November 13, 2012

Senyuman Buah Hati Menjadi Penyemangat Eman


Tugas Penulisan Feature

FiKom UNTAR 2010
Feature Tokoh Marginal



SENYUMAN BUAH HATI MENJADI PENYEMANGAT EMAN


JAKARTA - Langkah kakinya tampak tertatih - tatih, beban 10 kilogram dipikulnya setiap hari untuk mencari nafkah. Beralaskan sendal hitam usang yang karet – karetnya mulai pecah, Eman (45) berjalan menyusuri rumah – rumah warga menawarkan ‘kembang tahu super’nya di daerah Meruya Selatan, Jakarta Barat. Terik  matahari siang itu tak membuat Eman ingin bersantai sejenak hanya untuk meregangkan otot – otot kaki dan bahunya. Tanpa mengenal rasa keluh, Ia menjalani profesinya sebagai tukang kembang tahu untuk mencapai satu harapan, bertemu anak dan istrinya di kampung, Kuningan, Jawa Barat.

            Sudah hampir enam bulan Ia tak bertemu dengan kedua anak perempuannya, Aicika (12) dan Intan (9). Keterbatasan penghasilanlah yang membuat Eman tidak dapat menjumpai mereka setiap akhir pekan. Pendapatan yang Ia peroleh tidak mencapai Rp 1 juta per bulan, jika tak membawa uang yang cukup untuk membiayai sekolah anaknya, Ia enggan untuk pulang ke tanah kelahirannya itu. Keadaan tersebut mengharuskan Eman bekerja dari subuh sampai maghrib agar mendapatkan uang lebih dari sisa setoran hasil jualannya.


“Kadang – kadang malah habis uangnya. Kalau sehari makan dua kali, nggak ada sisa lagi. Kalau sehari makan sekali, masih ada sisa Rp 20 ribu buat ditabung,” ungkap Eman yang setiap harinya berjalan 15 kilometer untuk menjajakkan jualannya. Apabila penghasilan pada hari itu tidak mencapai Rp 65 ribu, Ia harus menomboki sisanya. Sedangkan kalau lagi sepi pembeli, ia hanya berhasil menjual Rp 40 ribu.

            Kerinduan kepada anak – anak dan Ijah (37), istrinya, yang menjadi penyemangat Eman dalam mencari uang. Memandangi foto mereka dapat membuat Ia tersenyum dan memulai aktivitasnya dengan target melebihi setoran yang seharusnya.

            Tentu saja Ia tidak ingin hidup seperti ini terus – menerus. Dengan hanya mengenyam pendidikan sampai di bangku sekolah dasar, Eman tidak bisa mencari pekerjaan lain seperti berwirausaha. Pria yang dulunya bercita – cita sebagai pilot ini, harus mengikhlaskan bahwa memang inilah jalan hidupnya. Setelah 18 tahun menggeluti pekerjaan tersebut, Ia hanya bisa berharap suatu saat nanti mempunyai usaha kembang tahu yang dikelolanya sendiri. Menyekolahkan anak – anaknya agar tak bernasib sama dengan dirinya.

Fransiska Belinda
915100037

Bang Eman - Tukang Kembang Tahu Super


2 comments: