Tugas Penulisan Feature
Feature Tokoh Marginal
SENYUMAN BUAH HATI MENJADI
PENYEMANGAT EMAN
JAKARTA
- Langkah kakinya tampak tertatih - tatih, beban 10 kilogram dipikulnya setiap
hari untuk mencari nafkah. Beralaskan sendal hitam usang yang karet – karetnya mulai
pecah, Eman (45) berjalan menyusuri rumah – rumah warga menawarkan ‘kembang
tahu super’nya di daerah Meruya Selatan, Jakarta Barat. Terik matahari siang itu tak membuat Eman ingin
bersantai sejenak hanya untuk meregangkan otot – otot kaki dan bahunya. Tanpa
mengenal rasa keluh, Ia menjalani profesinya sebagai tukang kembang tahu untuk
mencapai satu harapan, bertemu anak dan istrinya di kampung, Kuningan, Jawa
Barat.
Sudah hampir enam bulan Ia tak
bertemu dengan kedua anak perempuannya, Aicika (12) dan Intan (9). Keterbatasan
penghasilanlah yang membuat Eman tidak dapat menjumpai mereka setiap akhir
pekan. Pendapatan yang Ia peroleh tidak mencapai Rp 1 juta per bulan, jika tak
membawa uang yang cukup untuk membiayai sekolah anaknya, Ia enggan untuk pulang
ke tanah kelahirannya itu. Keadaan tersebut mengharuskan Eman bekerja dari
subuh sampai maghrib agar mendapatkan uang lebih dari sisa setoran hasil
jualannya.
“Kadang
– kadang malah habis uangnya. Kalau sehari makan dua kali, nggak ada sisa lagi.
Kalau sehari makan sekali, masih ada sisa Rp 20 ribu buat ditabung,” ungkap
Eman yang setiap harinya berjalan 15 kilometer untuk menjajakkan jualannya.
Apabila penghasilan pada hari itu tidak mencapai Rp 65 ribu, Ia harus menomboki
sisanya. Sedangkan kalau lagi sepi pembeli, ia hanya berhasil menjual Rp 40
ribu.
Kerinduan kepada anak – anak dan
Ijah (37), istrinya, yang menjadi penyemangat Eman dalam mencari uang. Memandangi
foto mereka dapat membuat Ia tersenyum dan memulai aktivitasnya dengan target
melebihi setoran yang seharusnya.
Tentu saja Ia tidak ingin hidup
seperti ini terus – menerus. Dengan hanya mengenyam pendidikan sampai di bangku
sekolah dasar, Eman tidak bisa mencari pekerjaan lain seperti berwirausaha.
Pria yang dulunya bercita – cita sebagai pilot ini, harus mengikhlaskan bahwa
memang inilah jalan hidupnya. Setelah 18 tahun menggeluti pekerjaan tersebut,
Ia hanya bisa berharap suatu saat nanti mempunyai usaha kembang tahu yang
dikelolanya sendiri. Menyekolahkan anak – anaknya agar tak bernasib sama dengan
dirinya.
Fransiska Belinda
915100037
Semoga Pak Eman selalu dalam lindunganNya :)
ReplyDeleteTukang kembang tahu.... nyam2... ^^
ReplyDelete