Friday, November 30, 2012

Perubahan dan Tantangan Media Cetak


Materi Produksi Media Cetak
FiKom UNTAR 2012


PERUBAHAN DAN TANTANGAN MEDIA CETAK


Media massa paling tua
Tetap bertahan hingga abad 21
New media dengan teknologi mengubah wajah media cetak
Tidak ada yang tahu hingga kapan inkarnasi tersebut terus terjadi

Sejarah Industri Cetak

Awalnya pembuatan buku dengan tulisan tangan
Kekaisaran Romawi membuat perpustakaan tempat mengumpulkan buku-buku sebagai sumber intelektual
Tiga abad sebelum masehi ditemukan gulungan (scroll) secara terbatas
Ditemukan sistem codex yang memungkinkan pencarian halaman yg diinginkan
Codex yg paling tua 100 tahun sebelum masehi
Gulungan tetap dipakai Kekaisaran Romawi hingga 3 abad setelah masehi
n Buku awalnya diproduksi dengan tulisan tangan
Ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg di Jerman abad 15 mengubah peradaban masyarakat barat
Untuk pertama kalinya medium massa mulai tercipta
Awalnya percetakan dikuasai kelompok tertentu
Barang cetakan pun membanjiri Eropa
Buku cetak pertama di Amerika adalah The Whole Book of Psalmes setebal 300 halaman
Terbit tahun 1640
Penerbitannya tidak menyebabkan maraknya penerbitan lainnya
Disebabkan dua faktor:Populasi penduduk yg masih rendah sehingga kurang mendukung  penerbitan barang cetakan yg masih mahal
Kurangnya modal membuat penerbitan buku dengan skala besar
Penerbitan buku belum menjadi industri yang menarik
Lebih murah mengimpor buku dari Inggris
Tahun 1790 kondisi impor buku berubah. Amerika telah merdeka dari jajahan Inggris
Sejumlah pemodal terjun dalam bisnis barang cetakan
Benjamin Day memperkenalkan koran satu sen tahun 1833 yang mengandalkan pendapatan dari iklan daripada pelanggan
Seiring dengan bertambahnya pelanggan pengiklan pun makin tertarik
Kondisi yg hampir sama juga dilakukan Ted Turner yang membuka saluran TV berlangganan via satelit. Pendapatan mengandalkan pelanggan
Ted Turner dan Benjamin Day percaya kemudahan akses dan menjaring pelanggan sebanyak mungkin dapat mendukung industri media massa
Seiring berkembangnya industri percetakan maka permintaan buku dengan penulis dan tema tertentu mulai naik
Buku terlaris abad 19 adalah: bible,Uncle Tom’s cabin
Abad 20 buku laris bahkan jenis paper back
Promosi penjualan buku menjadi bagian penting indutri buku
Bisnis media cetak berkembang walau pasarnya khusus
Pinjaman perbankan, taktik promosi yg canggih, agen penjualan buku tersedia
Kertas paper back marak setelah PD 2
Abad 20 ditandai juga dengan penjualan online

Pergeseran ke Digital dan Potensinya di Masa Depan

Perubahan revolusioner dapat terjadi di media cetak dengan 3 proses penting harus tersedia:
1)produser, distributor, konsumen harus menyadari nilai penting vrtual book, majalah dan surat kabar
2)perangkat keras yang memungkinkan produk elektronik makin menarik dibandingkan cetak
3)permasalahan di bidang hak cipta dan nilai ekonomi lainnya harus mulai dipikirkan

Saat ini sudah terjadi pergeseran media cetak menuju media digital
Pendapatan koran dari iklan menurun
Kelangsungan hidup surat kabar tergantung pada sumber utama berita
Berita dari internet mengandalkan update news, sedangkan berita media cetak mengandalkan kedalaman berita
Pendapatan dengan membayar akses berita cetak yg online masih dipertimbangkan
Kekhawatiran media cetak akan mati sudah dibicarakan di Kongres Amerika
Meskipun media cetak masih mendapatkan untung namun nilainya terus turun
Proyek Google books dengan 7 juta buku yg bisa dibaca online membuat industri buku guncang dengan datangnya era digital
Masalah hak cipta muncul
Materi cetak yg sudah habis hak ciptanya (public domain) dapat diunduh

Tantangan dan Isu Seputar Perubahan Menjadi Bentuk Digital

Ebook reader genggam menjadi persoalan baru
Pembaca belum terbiasa dengan format yg digunakan karena terbiasa dengan format txt atau PDF.
Terus dicari penggunaan teknologi ebook reader versi open source
Tampilan layar hingga kini masihkalahdengan tampilan buku cetakan.
Masih dicari “electronic ink” yg sempurna
Elektronic ink pertamakali diperkenalkan 2004 oleh ebook reader genggam Sony Libre
Amazon Kindle 2007 mengubah persepsi tentang ebook reader
Kualitas layar dengan electronic ink
Penerbit buku ada yg setuju ada yg menolak
Dominasi Amazon Kindle goyah dengan hadirnya Ipad Apple yg diluncurkan 27 Januari 2010
Apple Ipad memungkinkan penggunanya membuka email,menyaksikan video, mendengar musik, membaca ebook
Apple sedang serius mengadakan pembicaran dengan penerbit-penerbit besar
Gosip beredar Apple menawarkan pembagian keuntungan 30/70 dengan prosentase terbesar pada penerbit. Sebelumnya Amazon menawarkan pembagian  50/50


Thursday, November 29, 2012

Media Cetak di Indonesia

Materi Produksi Media Cetak
FiKom UNTAR 2012

MEDIA CETAK DI INDONESIA


Media cetak’ didefinisikan sebagai semua materi yang dicetak secara periodik seperti surat kabar dan majalah, dan secara kolektif dirujuk sebagai Pers (Hill dan Sen, 2000).

Surat kabar pertama yang tercatat dalam sejarah Indonesia adalah Medan Prijaji yang digunakan sebagai suatu alat perlawanan pada jaman penjajahan Belanda.
Dalam perkembangannya, pers menjadi satu dari perangkat politik yang paling kuat. Ada suatu masa ketika surat kabar diafiliasikan dengan partai-partai politik.
Pada era Orde Baru, pers diawasi dengan ketat oleh pemerintah sebagai sebuah tanggapan terhadap tumbuhnya kelas-menengah yang melawan pemerintah.
Hingga turunnya Soeharto pada tahun 1998, kepemilikan media, termasuk media cetak, masih terkonsentrasi di sebagian kecil anggota elit politik dan mereka yang dekat dengan Presiden saja.
Setelah reformasi, tidak seperti media penyiaran, media cetak memiliki ruang pertumbuhan yang cenderung lebih bebas. Setelah reformasi tahun 1998, ijin untuk mendirikan perusahaan pers jauh lebih mudah diperoleh daripada ijin untuk mendirikan perusahaan penyiaran, khususnya setelah penutupan Departemen Penerangan pada tahun 1998. Hal ini membuat media cetak berkembang pesat.

Ancaman New Media
Media cetak cenderung ditinggalkan
Media online bisa diakses dimana saja
Media online lebih menawarkan partisipasi publik
Media cetak alami penurunan tiras

Media Cetak di Indonesia
Media cetak masih menjadi acuan utama para pengambil keputusan
Tidak terjadi penurunan jumlah sirkulasi. Pada media-media cetak utama
Media cetak melakukan antisipasi dengan membuat media online

           Orang masih ingin di toilet baca koran, bukan lihat tablet gitu. Kalau kecemplung jadi berabe. Kalau koran kan bisa dijemur, atau beli lagi. Orang masih ingin  duduk di kereta sambil baca koran. Orang masih mengkliping dokumennya … Jadi koran punya ikatan emosional dengan peradaban manusia(Dandhy Dwi Laksono, WatchDoc)